Bulog Sepakat Serap Jagung Petani Mojokerto, Harga Stabil di Rp 5.500/Kg

Mojokerto Kabupatensuaraharianjatim.com : Petani jagung di Kabupaten Mojokerto kini bisa bernapas lega setelah Bulog menyepakati pembelian hasil panen mereka sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.500/Kg. Keputusan ini diambil setelah curhatan petani saat panen raya beberapa waktu lalu mendapat respons cepat dari Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, yang langsung menggelar rapat koordinasi dengan Bulog, Dinas Pertanian, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Dalam rapat evaluasi program ketahanan pangan yang dipimpin AKBP Ihram Kustarto, Bulog akhirnya setuju untuk membeli jagung petani, baik dalam bentuk pipilan basah maupun kering, dengan harga yang lebih stabil.

“Kami ingin memastikan petani mendapatkan harga yang layak. Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan Bulog dan stakeholder lainnya agar hasil panen petani terserap dengan baik,” ujar AKBP Ihram di Mapolres Mojokerto, Sabtu (22/2/2025).

Polres Mojokerto juga telah berkontribusi dalam ketahanan pangan dengan memanfaatkan 32,8 hektare lahan tidur di 14 kecamatan untuk ditanami jagung. Hingga saat ini, 17,58 hektare lahan sudah dipanen dengan hasil mencapai 103,4 ton jagung pipilan basah, menghasilkan omzet sekitar Rp 580 juta.

Namun, sebelumnya para petani mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen mereka karena harga yang rendah. Beberapa petani terpaksa menjual ke tengkulak dengan harga di bawah HPP.

“Masalah utama setelah panen adalah kepastian harga dan siapa yang akan membeli. Melalui rakor ini, kami menemukan solusi terbaik,” jelas AKBP Ihram.

Bacaan Lainnya

Keputusan Bulog untuk menyerap jagung petani dengan harga Rp 5.500/Kg diharapkan bisa menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Kepala Bulog Cabang Mojokerto, Muhammad Husin, memastikan bahwa Bulog siap menampung jagung petani dan menanggung biaya pengeringan serta transportasi ke mitra pengeringan.

“Kami akan langsung turun ke lapangan dan bertransaksi langsung dengan petani. Biaya angkut dari petani ke mitra pengeringan juga kami tanggung,” kata Husin.

Setelah melalui proses pengeringan, jagung akan disimpan sebagai cadangan jagung nasional. Hingga kini, belum ada batasan volume penyerapan dari Bulog Kanwil Jatim, sehingga petani di Mojokerto memiliki peluang lebih besar untuk menjual hasil panennya dengan harga yang stabil.

Keputusan ini disambut baik oleh para petani, termasuk Irwan (35), perwakilan petani dari LMDH Mitra Wana Sejahtera, Desa Lebakjabung, Jatirejo. Kelompoknya akan memanen jagung dari lahan seluas 3 hektare pada pertengahan Maret nanti.

“Bagus kalau Bulog beli Rp 5.500/Kg, karena selama ini kami jual ke tengkulak dengan harga lebih murah,” ucap Irwan.

Namun, ia mengungkapkan kendala lain yang dihadapi petani, yaitu sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena kelompoknya belum terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), mereka terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga lebih mahal.

Keluhan serupa disampaikan Sudiono, petani jagung dari Dusun Mendek, Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro. Ia baru saja menyelesaikan panen 8,5 ton jagung pipilan basah.

“Sebelum ada kepastian dari Bulog, kami terpaksa menjual ke tengkulak seharga Rp 3.300/Kg. Kalau Bulog bisa beli Rp 5.500/Kg, jelas lebih menguntungkan,” katanya.

Menanggapi keluhan ini, perwakilan Pupuk Indonesia Mojokerto, Singgih, menyarankan agar petani segera mendaftar RDKK melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Pembaruan data dilakukan setiap empat bulan sekali, dan pendaftaran berikutnya baru bisa terealisasi pada akhir April 2025.

“Selama belum masuk RDKK, petani masih harus menggunakan pupuk nonsubsidi. Namun, setelah terdaftar, mereka bisa menebus pupuk subsidi di kios resmi,” jelas Singgih.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nuryadi, menargetkan produksi jagung di wilayahnya mencapai 268.000 ton pada akhir 2025, meningkat dari 266.000 ton pada 2024.

“Kabupaten Mojokerto adalah salah satu penyumbang terbesar kebutuhan jagung di Jawa Timur. Dengan dukungan Bulog, kami optimistis target produksi bisa tercapai,” kata Nuryadi.

Keputusan Bulog ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung program ketahanan pangan nasional. Para petani kini bisa lebih fokus meningkatkan produktivitas tanpa khawatir soal harga jual hasil panennya.*ds

Pos terkait