Jombang – suaraharianjatim.com : Diduga mangkrak lagi mangkrak lagi, kini giliran Pendopo Balai Desa Bugasur Kedaleman, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, meskipum sudah berjalan 7 bulan lebih dikerjakan sampai hari ini belum juga selesai, bahkan dugaan mangkrak terkesan sangat kental sekali.
Banyak item pekerjaan yang belum dikerjakan, seperti benangan beberapa tiang pendopo, plafon pendopo, keramik lantai, lampu dan pengecatan dinding, semua masih nampak kusam dan semrawut, tiang penyangga dari bambupun belum juga dilepas keseluruhannya, karena memang pekerjaan masih sekitar 30% yang baru selesai dikerjakan.
Pembangunan Rehab Pendopo Balai Desa Bugasur Kedaleman kini menjadi perbincangan hangat ditengah-tengah masyarakat setempat, setelah proyek tersebut diduga Mangkrak.
Meskipun anggaran yang dialokasikan untuk pekerjaan tersebut sudah siap untuk melaksankan pekerjaan, tapi pembangunan kini terhenti sekitar 3 sampai 4 bulan, baru 3 hari yang lalu dari pihak pemborong mengirimkan pekerjanya untuk mulai lagi pembangunan. Hal ini yang membuat masyarakat Bugasur Kedaleman merasa kecewa berat.
Warga Desa Bugasur Kedaleman, selain kecewa berat juga merasa ketidakpuasan mereka atas kondisi proyek yang diduga mangkrak dan mempertanyakan anggaran yang telah disediakan untuk pembangunan Pendopo Balai Desa tersebut.
Menurut sumber yang dihimpun suaraharianjatim.com, Rehab Pendopo Balai Desa Bugasur Kedaleman tersebut, menggunakan anggaran BK khusus tahun anggaran 2024, dari salah satu anggota dewan yang berinisial AD, sebesar Rp150.000.000; namun sangat disayangkan rehab Pendopo Desa Bugasur Kedaleman, tak kunjung selesai, malah beberapa bulan ini seperti dibiarkan terbengkalai. Warga setempat merasa kecewa karena pembangunan yang tertunda ini telah memperlambat perkembangan desa dan menghambat kemajuan infrastruktur Desa Bugasur Kedaleman.
Kepala Desa Bugasur Kedaleman, ketika dikonfirmasi di kantornya oleh suaraharianjatim.com, tidak ada ditempat, ditemui oleh salah satu perangkatnya yang tidak mau disebutkan jati dirinya mengatakan, “pak Kades pamit, lagi ada urusan keluarga. Untuk Pendopo Bugasur memang sudah lama mangkrak, baru tiga hari yang lalu ada yang bekerja lagi, itupun hanya 3 orang pekerja. Selesainya kapan ya kita tunggu saja, masak akhir tahun 2024 tidak selesai,” katanya dengan raut wajah kesal.
Ketika ditanya apa saja yang belum dikerjakan, dengan nada sewot ia katakan, “bisa kalian lihat sendiri bang, semua masih berantakan, tiang penyangga pun belum semuanya dilepasi artinya masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan,” sejak kapan pekerjaan dimulai? ia jawab sejak sekitar bulan 3/2024. Sudah sekitar 7 sampai 8 bulan, pekerjaan dengan anggaran Rp150,000.000; sampai hari ini belum selesai.
Ditambahkan, ia membenarkan anggarannya dari BK khusus dari anggota Dewan Kabupaten Jombang, sebesar Rp150.000.000; ia juga mempertanyakan proses pengerjaanya, “kenapa kok dikerjakan oleh pihak ke tiga atau pemborong, ini yang bikin susah desa, tidak selesai-selesai, juga susah untuk hubungi rekanan yang ditunjuk oleh dewan tersebut, bukankah anggaran BK mestinya swakelola,” tandasnya dengan nada tanya kepada suaraharianjatim.com. hari kamis 17/10/2024.
Dari keterangan perangkat Desa Bugasur Kedaleman, yang tidak mau disebutkan jatidirinya tersebut, yang mengerjakan Pendopo Balai Desa Bugasur Kedaleman, terkesan di sembunyikan dan tidak profesional, padahal itu uang rakyat yang dikumpulkan dari bayar pajak.
Terkait dugaan mangkraknya Pendopo Desa Bugasur Kedaleman, warga Bugasur tetap menuntut penjelasan lebih lanjut dari dinas yang terkait dalam penggunaan anggaran proyek dan secepatnya diselesaikan.
Kepada pihak terkait baik DPMD, Inspektorat maupun APH (Aparat Penegak Hukum) diharapakan untuk melakukan audit menyeluruh guna mengungkap akar permasalahan dan memastikan bahwa dana publik digunakan dengan tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses penyelesaian proyek pembangunan Pendopo Balai Desa Bugasur Kedaleman harus segera dilanjutkan demi kemajuan Pemerintah Desa.
Camat Gudo Arief Hidayat, selaku Pembina ditingkat Kecamatan Gudo, ketika dikonfirmasi di kantornya tidak ada ditempat, dihubungi lewat hp pun tidak mau mengangkat, seakan alergi dengan awak media dan tidak mau tahu dengan urusan Desa di mana dia menjabat. Bahkan banyak sumber suaraharianjatim.com, mengatakan semenjak Camat Arief Hidayat menjabat di Kecamatan Gudo, setiap kali ada permasalah di desa, dibiarkan begitu saja, tanpa diajak koordinasi dan dicarikan solusi.*ryan